Latest News

Sunday, June 4, 2017

"Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah namaMu," (Matius 6:9b)




"Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah 
namaMu," (Matius 6:9b)

Ketika merenungkan doa Bapa Kami, biarkanlah Allah mengajar anda kebenaran-kebenaran yang menakjubkan yang menggaris-bawahi firman Yesus ini. Bagian ini menawarkan renungan atas beberapa kebenaran yang terkandung di dalamnya. Kata pembukaan doa Bapa Kami sendiri mengundang kita untuk merenungkan beberapa kebenaran iman kita.
Semua orang yang percaya kepada Yesus telah diangkat menjadi putera-puteri Allah (Yohanes 1:12-13; 1 Yohanes 3:1). Dahulu kita asing dalam keluarga Allah, sekarang kita menjadi anggotanya, diangkat menjadi anak-anakNya, menjadi ahli waris semua yang telah dijanjikan Allah dalam Yesus (Galatia 3:26-29). Kita memiliki hak anak, sepantasnyalah kita bergembira dalam status 'ilahi' serta dalam keistimewaan panggilan Allah Bapa kita.
Sering terjadi inti keanggotaan dalam keluarga ilahi ini hilang dari kita. Dalam Kristus Yesus kita mempunyai tempat dalam rumah Bapa, "Seorang hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah" (Yohanes 8:35). Kata-kata Paulus menunjukkan jalan masuk menuju Allah. Renungkanlah kebebasan anak-anak memasuki rumah orang tuanya. Allah telah memberi kita hak yang sama melalui puteraNya. Camkanlah bagaimana anak-anak mendapat bagian harta, milik, dan rahmat orang tuanya sebagai hal yang biasa dialami dalam sebuah keluarga. Bilamana kita menyebutkan "Bapa Kami", hal yang serupa akan terjadi ketika Allah bersabda, "Semua yang Kumiliki adalah milikmu".
Keanggotaan di dalam sebuah keluargapun juga harus bertanggung-jawab. Banyak orang kudus mengingatkan bahwa orang yang mendoakan "Bapa Kami" mempunyai tanggung jawab yang besar untuk secara nyata hidup sebagai putera-puteri Allah. Santo Cyprianus dari Karthago menulis:
"Maka, saudara-saudari yang terkasih, kita harus ingat dan sadar bahwa bila kita memanggil Allah "Bapa", kita harus bertindak sebagai anak-anak Allah; sehingga setiap kali memandang Allah sebagai seorang Bapa, kita merasakan suatu kebahagiaan. Demikian juga Ia akan merasakan yang sama dalam diri kita (Treatise IV. On the Lord's Prayer, 11)
Dalam permohonan ini, kita berdoa supaya nama Allah dimuliakan. Kita mengakui bahwa namaNya pantas dikuduskan dan dihormati.
Bila kita mendoakan doa ini, kita mengakui kekudusan Allah yang Maha Tinggi, bahwa Ia pantas kita puji dan sembah, dan kuasa serta kemuliaanNya seutuhnya lebih sempurna dari segala ciptaan. Kita mohon supaya nama Allah dihormati juga oleh semua orang yang belum percaya padaNya.
Dengan berdoa seperti itu, kita mohon kepada Allah agar lebih banyak lagi orang yang percaya dan mengenal Allah secara lebih baik serta memuji dan memuliakan Allah. Santo Agustinus menulis:
"Permohonan ini tidak terlalu berarti bila mana Allah tidak kudus, tetapi manusia menganggapnya kudus, yaitu bahwa Allah menjadi begitu akrab dengan mereka sehingga mereka akan menganggap tiada yang lebih kudus daripada membela nama itu... Nama-Nya adalah agung karena keagungan kebesaranNya. Dan ini persis seperti apa yang sekarang ini berlangsung: Kabar Gembira diwartakan kepada bangsa-bangsa, bahkan dalam jaman kita ini, memuji nama satu Allah melalui karya PuteraNya." (The Lord's Sermon on the Mount, Book 2,5)

No comments:

Post a Comment

Tags